Other Menu

Mitos dan Fakta tentang ASI (Bagian I)

Mitos dan Fakta tentang ASI | Tidak sempurnanya pemberian ASI ekslusif sering disebabkan oleh adanya mitos dimasyarakat bahwa ASI akan mempengaruhi bentuk dan keindahan payudara, pemberian ASI dilarang bagi bayi yang diare, dan lain sebagainya. Apa itu mitos atau fakta? Dengan mengetahui mitos dan fakta sebenarnya, kiranya ibu semakan dapat memantapkan niatnya dalam memberikan ASI ekslusif. Berikut ini mitos dan fakta tentang ASI:
ASI
Mitos: Jika payudara kecil, produksi ASI kecil.
Fakta: Ukuran payudara tidak berpengaruh pada jumlah dan kualitas ASI. Payudara besar biasanya karena memiliki jaringan lemak yang lebih banyak. Jumlah alveoli (wadah) payudara kecil dan besar adalah sama. Jadi, besar-kecilnya payudara tidak menentukan banyak-sedikitnya produksi ASI.

Mitos: Menyusui menyebabkan payudara menjadi kendur.
Fakta: Payudara menjadi kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan kehamilan. Pada saat hamil, hormon-hormon menambah kelenjar ASI sehingga membuat ukuran payudara lebih dari ukuran biasanya. Setelah masa menyusui usai, ukuran payudara akan kembali normal dengan melakukan senam payudara atau pemilihan bra yang tepat.

Mitos: Jika ibu tiba-tiba berhenti menyusui maka ASI langsung tidak keluar lagi.
Fakta: Seorang ibu yang menghentikan pemberian ASI untuk sementara dapat menyusui kembali dengan teknik relaksasi yang tepat. Ibu dapat memulai dengan melatih bayi melakukan stimulasi pada puting susu. Caranya, biasakan bayi mengisap puting susu sekalipun ASI belum keluar atau keluar sedikit.

Mitos: Bayi yang mengalami diare tidak boleh diberi ASI.
Fakta: Bayi yang diare justru harus tetap diberi ASI karena ASI mengandung 88% air sehingga ia tidak membutuhkan cairan lain. Bila diarenya sangat berat, bayi boleh diberi cairan oralit (yang diberikan dengan cangkir). Sebenarnya, bayi yang diberi ASI ekslusif hampir tidak pernah mengalami diare. ASI mengandung antibodi (zat kekebalan) immunoglobulin terhadap banyak infeksi dan mengandung sel darah putih (leukosit) hidup yang membantu memerangi infeksi. ASI juga mengandung Lactobacillus Bifidus, yaitu bakteri yang tumbuh dalam usus halus bayi, untuk mencegah bakteri berbahaya tumbuh dan terjadi diare.

Mitos: ASI yang keluar pertama kali harus dibuang karena merupakan ASI lama (basi).
Fakta: ASI yang keluar 5-7 hari pertama disebut kolostrum (susu lonjong). Cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur atau protein tinggi dan zat antiinfeksi atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) yang lebih tinggi daripada susu matang. Selain itu, juga mengandung laktosa atau hidrat arang dan lemak dalam kadar rendah sehingga mudah dicerna. Jika kolostrum dibuang maka bayi akan kurang atau tidak mendapatkan zat-zat pelindung terhadap infeksi penyakit.

Mitos: Teknologi berhasi membuat susu formula mirip ASI.
Fakta: Kandungan gizi pada ASI selalu berubah dari waktu ke waktu, bahkan kandungan ASI di pagi hari berbeda dengan siang atau malam hari. Hal itu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan bayi. Tidak ada satu jenis formula yang menyamai sifat ini. ASI juga mengandung berbagai enzim dan zat kekebalan tubuh, sedangkan susu formula tidak.

Mitos: Bayi menjadi cerdas dengan konsumsi susu formula yang mengandung AA dan DHA.
Fakta: AA dan DHA memang diperlukan untuk perkembangan otak bayi. Kedua zat itu banyak terkandung dalam ASI. AA dan DHA pada ASI berbeda dengan yang ada di susu formula. AA dan DHA pada ASI jauh lebih mudah diserap usus bayi.

Mitos: Bayi yang baru lahir menangis karena lapar sehingga perlu diberi susu formula sembari menunggu kondisi ibunya pulih seusai melahirkan.
Fakta: Dalam kondisi stabil, pada 48 jam pertama kehidupannya, bayi tidak memerlukan asupan makanan. Bayi menangis bukan karena lapar, tapi karena memerlukan kontak dengan ibunya. Biarkan bayi yang baru lahir berada di dada ibunya selama minimal 1 jam untuk proses inisiasi menyusui dini (IMD).

Mitos: Payudara dengan puting terbenam tidak dapat menyusui.
Fakta: Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui karena bayi menyusu pada payudara, bukan pada puting.

Mitos: ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan makanan yang lain boleh.
Fakta: ASI eksklusif berarti hanya memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh.

Lanjut ke Mitos dan Fakta tentang ASI (Bagian II) .

Referensi:
  • Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI-Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan si Kecil. Yogyakarta: ANDI.

Related Articles

0   comments

Post a Comment

Cancel Reply